Hiponatremia, atau sering disebut keracunan air, adalah kondisi serius yang terjadi ketika kadar natrium dalam darah menjadi terlalu encer. Meskipun air sangat penting untuk hidrasi, terlalu banyak minum air, terutama dalam waktu singkat saat berenang atau aktivitas fisik intens, dapat menyebabkan kondisi berbahaya ini. Anak-anak yang sedang belajar berenang sangat rentan, karena mereka mungkin tanpa sengaja menelan banyak air.
Natrium adalah elektrolit krusial yang membantu menjaga keseimbangan cairan di dalam dan di luar sel tubuh. Ketika kadar natrium terlalu rendah akibat asupan air berlebihan, air akan berpindah dari darah ke dalam sel, menyebabkan sel membengkak. Pembengkakan sel ini bisa sangat berbahaya, terutama pada sel-sel otak.
Pada anak-anak yang belajar berenang, risiko Hiponatremia meningkat karena mereka cenderung menelan lebih banyak air daripada yang mereka sadari. Rasa haus mungkin tidak selalu menjadi indikator yang akurat saat mereka aktif di dalam air, dan mereka mungkin terus menelan air kolam secara pasif.
Gejala Hiponatremia dapat bervariasi tergantung pada tingkat keparahan pengenceran natrium. Gejala ringan meliputi mual, muntah, sakit kepala, dan kelelahan. Namun, pada kasus yang lebih parah, dapat terjadi kebingungan, kejang, pembengkakan otak, koma, dan bahkan kematian.
Kondisi ini seringkali luput dari perhatian karena gejalanya yang mirip dengan kelelahan biasa setelah berenang. Namun, jika ada dugaan Hiponatremia, sangat penting untuk segera mencari pertolongan medis. Diagnosis dini dan penanganan yang cepat dapat mencegah komplikasi yang mengancam jiwa.
Pencegahan Hiponatremia saat berenang adalah kunci. Untuk anak-anak, awasi jumlah air yang mereka telan. Ajari mereka untuk meludah atau meniup air daripada menelannya. Batasi waktu mereka di air atau berikan jeda untuk istirahat.
Pada orang dewasa yang melakukan aktivitas fisik intens dalam air, penting untuk memastikan asupan elektrolit yang cukup. Minuman olahraga yang mengandung natrium dan elektrolit lainnya dapat membantu menjaga keseimbangan, terutama saat berolahraga dalam durasi panjang.
Meskipun Hiponatremia tidak seumum dehidrasi, risikonya nyata dan dapat memiliki konsekuensi fatal. Memahami penyebab dan gejalanya adalah langkah pertama untuk melindungi diri sendiri dan orang-orang terkasih saat berada di lingkungan air.
Dokter akan melakukan tes darah untuk mengukur kadar natrium jika ada kecurigaan Hiponatremia. Penanganan melibatkan pembatasan asupan cairan dan, dalam kasus parah, pemberian larutan natrium intravena untuk mengembalikan keseimbangan elektrolit.